“Untuk grease plant investasinya Rp 500 miliar sedangkan lube oil blending plant investasinya Rp 800 miliar,” ujar Direktur Utama Lubricants Pertamina, Supriyanto, dalam keterangan tertulis, Jakarta, Minggu (9/3/2014).
Supriyanto mengungkapkan potensi pasar pelumas di dalam negeri per tahunnya mencapai Rp 20 triliun. Sejauh ini, Pertamina telah menguasai 60 persen pasar di dalam negeri dengan pendapatan sekitar Rp 12 triliun per tahun. “Dan keuntungan Rp 2,4 triliun per tahun,” tuturnya.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya, mengatakan pembangunan pabrik pelumas tersebut akan selesai pada Juni mendatang. Nantinya, pabrik tersebut mampu berproduksi sekitar 9.000 metrik ton pelumas per tahun.
“Dan akan menjadi termodern di Asia Tenggara,” ujarnya.
Sementara, lube oil blending plant memiliki kapasitas produksi 350.000 ton per tahun. Ini merupakan fasilitas lube oil blending plant ketiga yang dimiliki Pertamina.
“Kita akan menjadi salah satu produsen dengan kapasitas tertinggi di Asia Tenggara. Kalau ini selesai kapasitasnya menjadi 600.000 ton per tahun,” ucapnya.
Selain itu, lanjut Hanung, Pertamina juga akan berekspansi dengan mengakuisisi fasilitas produksi pelumas di Thailand. Sejauh ini Pertamina telah menancapkan kukunya di 25 negara dunia.
“Sekarang proses akuisisi fasilitas produksi di Thailand yang sudah mendekati final. Ini akan menjadi basis produksi untuk pemasaran di Indonesia-China. Kita akan agresif pemasaran juga ke China dengan bekerja sama dengan perusahaan pelumas di sana,”
0 Response to "Pabrik Pelumas Pertamina indonesia , Termodern se-Asia Tenggara 2014"
Post a Comment